Kamis, 19 Agustus 2010

Kota Balikpapan







Kota Balikpapan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 503,3 km² dan berpenduduk sebanyak 621.862 jiwa (2009). Motto kota Balikpapan yaitu "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" (bahasa Banjar) yang artinya adalah apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya. Logo dari kota yang sering dijuluki "Kota Minyak" (Banua Patra) ini adalah Beruang madu, binatang khas kota Balikpapan yang sekarang sudah mulai diambang kepunahan.


Budaya

Suku yang ada

Suku-suku yang ada di Balikpapan adalah:

Suku Paser 8,77%
Suku Kutai 10,43%
Suku Banjar 12,19%
Suku Bugis 14,44%
Suku Jawa 29,76%
Suku Minahasa 6,81%
Suku Batak 3,21%
Suku Gayo 1,08%
Etnis China 16,76%
Suku Gorontalo 0,06%


Bahasa daerah

Bahasa daerah yang sering di gunakan adalah:
Bahasa Paser
Bahasa Banjar
Bahasa Bugis
Bahasa Jawa
Bahasa Kutai

Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah Bahasa Indonesia.


Geografi

Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di daerah Aliran Sungai dan Sungai Kecil serta Pesisir Pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut), serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah Indonesia, kota ini beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.


Batas wilayah

Letak Astronomis Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 9.112 Ha atau sekitar 94,06 Km² dengan batas-batas sebagai berikut:

Utara Kabupaten Kutai Kartanegara
Selatan Selat Makassar
Barat Kabupaten Penajam Paser Utara
Timur Selat Makassar


Pembagian Wilayah dan Pemerintahan

Kecamatan

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:

Kecamatan Balikpapan Barat
Kecamatan Balikpapan Utara
Kecamatan Balikpapan Timur

menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:

Kecamatan Balikpapan Timur
Kecamatan Balikpapan Selatan
Kecamatan Balikpapan Tengah
Kecamatan Balikpapan Utara
Kecamatan Balikpapan Barat


Ekonomi dan Penduduk

Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kotamadya memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda dan lain-lain. Selain dibanjiri oleh banyak pendatang, banyak perusahan-perusahaan asing dan lokal yang berinvestasi di Balikpapan. Hal ini semakin membuat Kota Balikpapan sebagai kota yang paling maju di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan


Sumber Gambar:
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://beritahankam.blogspot.com/2010_02_21_archive.html
http://kpmbyogya.files.wordpress.com/2008/08/kpmb_peta_balikpapan-1.jpg

Peta Balikpapan


View Larger Map

Kota Balikpapan

Kota Balikpapan merupakan salah satu Kota di Propinsi Kalimantan Timur. Yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Utara, dengan Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah Barat, dengan Selat Makasar di sebelah Barat dan Timur. Luas wilayahnya mencapai 503,30 Km2, dan meliputi lima Kecamatan.

Kota Balikpapan ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain dalam sektor pertanian dengan hasil utamanya berupa bahan tanaman pangan dan palawija, seperti : jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, dan kacang tanah.

Sementara untuk komoditi sayuran meliputi: bawang daun, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, pare, bengkowang, dan lain-lain.

Sedangkan komoditi buah-buahan meliputi alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, dan salak.

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang berasal dari sumberdaya alam yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang perlu digali potensi dan terus dikembangkan. Hingga saat ini terdapat 6 komoditas perkebunan yang potensial seperti karet, kopi, kakao, lada, cengkeh, dan kelapa.

Sumber daya peternakan mencakup unggas Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Pedaging, dan Itik, ternak Sapi dan Kambing. Untuk medorong perkembangan sektor peternakan, ada beberapa perusahaan yang bergerak di industri peternakan Perusahaan Pembibitan Ayam dan Penggemukan Sapi.

Di sektor pertambangan terdapat hasil tambang berupa minyak bumi yang merupakan bahan baku untuk industri pertamina berupa kawasan indusri kilang minyak yang terletak disepanjang Pantai Yosudarso dan Kawasan industri pendukung pengelolaan tambang/migas, berupa pengelompokan pabrik, tempat usaha, bengkel, distributor/supplier.

Kota Balikpapan dikenal sebagai tempat pengolahan minyak mentah yang dihasilkan dari beberapa daerah di Kalimantan Timur. Karena itu, sektor industri pengolahan sangat berperan atas pembentukan PDRB di kota ini. Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan berperan signifikan secara berimbang bagi perekonomian Kota Balikpapan. Peran sektor industri pengolahan bagi PDRB mencapai 37,12 persen. Sedangkan peran sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 32,70 persen.

Untuk industri pengolahan, di Kota Balikpapan terdapat 695 buah perusahaan, terdiri dari 76 industri besar, 98 industri menengah, dan 521 industri kecil. Industri terbanyak pada kelompok industri besar adalah industri galangan kapal, yaitu sebanyak 26 buah. Sedangkan industri terbanyak pada kelompok industri menengah adalah industri service kendaraan roda 4, yaitu sebanyak 18 buah. Sementara industri terbanyak pada kelompok industri kecil adalah percetakan dengan jumlah 56 buah.

Pada subsektor pengilangan minyak, dihasilkan berbagai jenis produksi yang terbagi ke dalam dua bagian yaitu bahan bakar dan non bahan bakar minyak. Produksi bahan bakar antara lain premium, avtur, kerosin, HSD, dan IDO. Sedangkan produksi non bahan bakar minyak antara lain naphtha, LSWR, LPG, dan Ready Wax.

Pengembangan kepariwisataan berupa pengembangan, pemanfaatan objek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam, seni budaya, serta peninggalan bersejarah dan purbakala.

Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, banyaknya Wajib Daftar perusahaan (WDP) pada Deperindagkop sebanyak 10.818 buah. Yang terbanyak diterbitkan untuk perusahaan berbentuk CV 5.232 buah, lainnnya diterbitkan untuk Perusahaan Perorangan 2.755 buah, PT 2.557 buah, koperasi 134 buah, badan usaha lain 120 buah, dan firma 20 buah.

Sementara untuk perdagangan internasional, komoditi dengan nilai ekspor signifikan adalah batubara, plywood, moulding, dan udang beku. Nilai ekspor terbesar adalah batubara, sebesar US $ 1.534.380.124. Nilai ekspor lain, plywood US $ 212.382.100, moulding US $ 87.409.970, dan udang beku US $ 3.968.901.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Balikpapan

Belajar Membatik di Balikpapan


Terus terang, batik adalah favorit saya selama ini. Hampir semua kemeja saya adalah kemeja bermotif batik. Demikian juga istri dan anak-anak saya. Dan kami mengenakannya hampir di semua acara, resmi atau tidak resmi, baik saat kerja, sekolah, maupun saat hanya ke mal untuk sekedar jalan-jalan melepas kejenuhan. Itulah batik, warisan nenek moyang kita yang adi luhungnya masih menyebarkan auranya sampai sekarang.Nah, sudah menjadi hal umum kalau Anda menjumpai kain batik di Jawa. Tapi kalau di Balikpapan ? Reportase ini akan melaporkannya untuk Anda.

Tahukah Anda bahwa Balikpapan juga mempunyai ciri khas motif batik ? Kekayaan budaya Dayak sangat menginspirasi motif batik di sini, berupa motif sulur-suluran khas Dayak seperti yang juga dapat kita lihat di beberapa ukiran maupun tato khas Dayak. Jadi kalau Anda pernah melihat kemeja batik dengan motif Dayak seperti ini, siapa tahu itu dari Balikpapan.

Di Balikpapan, setiap sekolah baik guru maupun muridnya diwajibkan mengenakan kain batik motif Dayak ini setiap hari Kamis. Motif batiknya berbeda-beda, tergantung desain motif yang diseragamkan oleh pihak sekolah. Pemkot Balikpapan mewajibkan hal ini untuk memperkenalkan sekaligus meningkatkan kecintaan anak-anak Balikpapan kepada kain batik.

Yang membuat saya heran sekaligus kagum adalah ternyata terdapat perusahaan kerajinan batik di Balikpapan. Namanya adalah Batik SHAHO, terletak di Somber Balikpapan barat. Nama perusahaan ini adalah singkatan dari nama para pemiliknya, yang bermigrasi ke Balikpapan dari kota Magelang Jawa Tengah puluhan tahun yang lalu. Pengalaman menjadi karyawan perusahaan batik di Yogyakarta membuat sang pemilik percaya diri untuk membuka usaha batik di kota Balikpapan. Hasilnya lumayan, perusahaan ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar karena sudah sekian tahun menjalin kemitraan dengan semua sekolah, instansi dan kantor di Balikpapan untuk menyuplai kemeja seragam motif batik.

Hebatnya, usaha batik ini juga menyelenggarakan kursus membatik untuk memasyarakatkan kesenian batik kepada warga Balikpapan. Ada beberapa jenis kursus yang disediakan. Anda bisa datang sekali untuk belajar membatik di atas potongan kain seukuran sapu tangan. Atau Anda mengikuti kursus untuk 3 atau 4 kali pertemuan dengan harga yang menurut saya relatif murah untuk ukuran Balikpapan. Di sini Anda bisa belajar membatik menggunakan canting malam, atau langsung belajar mewarnai motif batik yang sudah disiapkan di atas kain sapu tangan. Lalu Anda juga bisa belajar bagaimana mengolah hasil karya ini sampai kemudian menjadi karya seni yang membanggakan Anda.

Bulan Maret kemarin, anak saya beserta teman-teman sekelasnya berkunjung ke Batik Shaho untuk belajar membatik. Sebagai ayah yang baik (ehm….ehm…memuji diri sendiri nih he..he…) saya juga ikut ke sana, biasalah sebagai tukang angkut-angkut untuk membawakan air mineral dan makanan ringan bagi anak-anak sekolah tersebut.

Sesampai di sana, kami disambut oleh bapak dan ibu pemilik usaha batik. Setelah menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh anak-anak, akhirnya mereka semua dipersilakan untuk mencari kainnya masing-masing yang sudah disediakan untuk mereka. Kain ini sudah dipersiapkan motifnya dengan canting lilin yang sudah dibuat oleh batik Shaho. Anak-anak tinggal mewarnai dengan cat warna yang sudah tersedia di meja masing-masing. Anak-anak tampak bergembira dan menikmati aktivitasnya itu.


Melihat anak-anak yang sangat bergembira itu, akhirnya saya juga tertarik untuk turut belajar membatik juga. Lalu saya meminta sebuah kain untuk kemudian dibatik menggunakan canting malam. Kemudian bersiaplah saya untuk mewarnainya.

Anak-anak ternyata cukup cepat mewarnainya sehingga mereka pulang lebih dulu meninggalkan saya yang masih asyik mewarnai kain saya. Lihatlah betapa indahnya kain-kain batik hasil karya anak-anak tersebut. Ini adalah kain-kain batik yang siap dijemur untuk diolah dalam proses selanjutnya.


Dan ini adalah hasil karya mereka setelah diolah.


Kemudian selesailah juga saya mengerjakan kain batik saya. Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengobrol banyak dengan sang pemilik usaha. Akhirnya saya bisa tahu banyak bagaimana membuat film untuk batik cetak, lalu proses pengolahan untuk menghilangkan lilin, mengawetkan warna dan motif, penjemuran sampai penyetrikaan untuk kemudian dijual ke pasar.

Kalau Anda ingin mencari batik motif Dayak, silakan datang ke Kebun Sayur Balikpapan. Mbak Ary Amhir pernah menulis tentang pasar suvenir ini dalam reportasenya, silakan berkunjung di sini. Batik motif Dayak di sana harganya cukup bervariasi, Anda bisa memilih sesuai kualitas kain yang Anda inginkan. Dari bincang-bincang, batik Shaho ternyata tidak menyuplai kain ke pasar suvenirnya, alasannya karena masih kekurangan modal. Mereka hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan institusi di Balikpapan dan sekitarnya. Sementara permintaan pasar suvenir dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan batik dari Jawa, seperti dari Pekalongan, Solo maupun Yogyakarta.

Akhirnya selesai sudah kunjungan saya ke perusahaan batik ini. Lumayanlah pengetahuan baru saya pada hari itu. Akhirnya saya bisa membatik juga hari itu. Agak ironis memang, saya yang berasal dari Jawa, ternyata malah berkesempatan belajar membatik di tanah seberang, yaitu di Balikpapan. Itulah hidup.

Eh….ngomong-ngomong, Anda penasaran dengan kain batik hasil karya saya ? Inilah master piece saya pada saat belajar membatik hari itu he..he…


Foto: koleksi pribadi
(Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 4 Mei 2010)

Sumber :
Osa Kurniawan Ilham
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/04/belajar-membatik-di-balikpapan/
4 Mei 2010

Asal Usul Kota Balikpapan

Ada beberapa hikayat popular yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimntan ini. Balikpapan merupakan kota minyak pertama di Kaltim yang dieksplorasi oleh Belanda. Pertempuran antara tentara Indonesia dan Belanda juga sempat memberi warna pada kota yang berkembang pesat ini.


Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Ada yang menceritakan bahwa ada sepuluh keping papan kayu yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan istana baru di Kecamatan Kutai Lama. Ke sepuluh papan yang balik itu disebut orang Kutai dengan istilah Balikpapan Tu. Sehingga wolayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.

Versi kedua bercerita dari Suku Balik (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau Balikpapan (dalam bahasa Pasir, Kuleng berarti Balik)

Kini Kota Balikapan merayakan hari jadi kota Balikpapan sejak tanggal 10 Pebruari 1897. Penetapan tanggal ini berasal dari sejarah kota Balikpapan yang melakukan pengeboran minyak pertamanya oleh perusahaan Belanda bernama Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara JH Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.

Maskot Kota Balikpapan adalah Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang merupakan beruang yang paling kecil di dunia. Tinggi beruang madu hanya 1,2-1,5 meter dan beratnya kira-kira 65 Kg saja.

Beruang madu adalah panggilan di Malaysia dan Indonesia, sedangkan nama Inggrisnya adalah The Sun Bear. Ciri khas beruang ini memiliki ”kalung emas” dilehernya dan memilih makanan tanaman atau tumbuhan (herbivora)

Beruang madu sering dicari oleh pemburu satwa untuk diambil dagingnya untuk kepentingan medis tradisional. Ini menjadi ancaman bagi kelangsungan beruang madu.

Pemerintah kota Balikpapan terus berupaya melestarikan habitat beruang madu ini dengan menyediakan tempat khusus di Sungai Wain sebagai habitat alamnya.(vb-01/foto:faizzaki)


Sumber :
http://www.vivaborneo.com/asal-usul-kota-balikpapan.htm/comment-page-1
22 September 2009

Cerita Samarinda dan Balikpapan

Indonesia tidak punya semua ini pada awalnya, kecuali kesamaan sejarah dijajah Belanda

Dari kamar saya di Balikpapan, terbentang laut luas dan teduh. Namanya Selat Makassar. Bentangan air ini merupakan selat yang terletak di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia. Selat ini juga menghubungkan Laut Sulawesi di bagian utara dengan Laut Jawa di bagian selatan. Selat Makassar termasuk kategori laut dalam dan merupakan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia. Kota pelabuhan utama di selat ini ialah Balikpapan, Makassar, dan Palu. Tempat ini juga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Adam Air Penerbangan yang menewaskan 102 penumpang dan awak pesawat pada 1 Januari 2007.

Okelah, jangan melantur. Ini hanya kutipan dari Wikipedia. Pikiran asli saya sedang merenungkan, berapa jauh pantai Sulawesi itu dari kamar saya. Ada tidak, ya, orang yang sanggup berenang ke seberang? Selat Sunda sudah, Selat Inggris sudah. Malah ada yang menyeberang lautan Atlantik. Saya punya teman yang bisa berenang dari pantai Makassar ke pulau lepas pantai. Mungkin bisa berlatih untuk menyeberang dari Balikpapan ke Palu. Mungkin kalau terbawa arus, bisa mendarat di Mamuju. Disitu banyak hutan yang menyimpan sumber oxygen dan bisa dijadikan modal carbon trading menangkal keparahan pemanasan global.

Ngelantur lagi. Memang memandang laut lepas itu mengundang orang untuk melamun. Kalau orang sedang menghadapi persoalan pribadi, maka lamunannya makin merupakan lamunan masalah pribadi. Tapi kalau agenda curhat sedang kosong, maka kita ngelamun soal lain. Satu soal yang mengisi kepala dan hati saya selama perjalanan ke Samarinda dan Balikpapan adalah mengapa bisa tempat-tempat ini yang begitu jauh dari Jakarta, Banda Aceh dan Manokwari bisa tergabung dalam satu negara yaitu Indonesia.

Waktu saya kecil, sekolah mengajarkan bahwa Indonesia itu muncul karena Sumpah Pemuda, semangat merah putih dengan maju tak gentar, jiwa merdeka atau mati, dan konsep NKRI. Semua betul, tapi tetap saya heran mengapa Kaltim ingin tetap menjadi bagian Indonesia dan menjadi penyumbang pada negara besar Indonesia. Sedangkan leluhur Sultan Hasanah Bolkiah dari dulu tidak mau bergabung pada Federasi Malaya atau Malaysia, dan bertahan sebagai negara merdeka dimana penduduknya menjadi tuan rumah dan minyaknya diambil oleh perusahaan Inggris. Semua pekerjaan dilakukan oleh orang asing temasuk warung-warung yang diurus orang Melayu dari Malaysia dan Indonesia.

Istana Sultan punya 2000 kamar yang membuat saya berpikir dulu, harus banyak pesawat telpon di tiap kamar. Sekarang tentu tinggal dibagi PDA, orang tidak makin hilang di rumah yang lima kali lebih besar dari hotel bintang lima. Di Balikpapan ini bagus-bagus hotelnya, walaupun tidak 2000 kamar. Yang paling bagus diurus perusahaan hotel internasional. Bagi saya tidak jadi soal, malah bagus, tapi banyak orang yang suka tersinggung kalau ada orang asing kerja di Indonesia. Padahal, tanpa orang asing, tidak ada negara yang bisa maju cepat. China, India, Saudi Arabia, Iran semuanya maju karena ada investasi asing. Apalagi Brunei dan Singapura. Lalu, mengapa Kaltim menjadi bagian Indonesia dengan tenang?

Memang banyak keluhan mengenai ketidak adilan anggaran pusat setelah desentralisasi, tapi tidak ada yang bermimpi untuk membuat negara sendiri. Penduduk Kaltim sangat kosmopolitan, pluralis dan demokratis. Karena itu masa depan mereka aman di negara yang sedang berusaha kuat untuk melanjutkan perjalan menjadi negara kosmopolitan, pluralis dan demokratis.

Negara adalah kumpulan orang yang share kebersamaan dalam sejarah, budaya, bahasa atau asal etnis. Indonesia tidak punya semua ini pada awalnya, kecuali kebersamaan sejarah dijajah Belanda. Setelah merdeka, kebersamaan sejarah kita tambah tebal lagi, Bersama-sama ditekan sistem politik yang tidak stabil. Penderitaan bersama membentuk kebersamaan, jadi modal kita cukup dengan tambahan terakhir soal KPK-Polri.

Tapi semua kebersamaan itu berada dalam pikiran orang yang memandangnya. Sekali orang kehilangan perasaan itu, atau istilahnya ‘hilfil’ mengenai Negara kita, maka orang akan melihat Selat Makassar dan merasa jauh dari wilayah Indonesia lain. Tapi selama masih ada perasaan, ia akan bersyukur bahwa bagian Indonesia yang paling runyam tidak berada di bumi Kaltim, tapi tetap merasa tidak terpisahkan dari temannya di seberang laut dan gunung dan hutan belantara.


Sumber :
Wimar Witoelar
http://areamagz.com/blog/read/wimar-says/2010/02/02/cerita-samarinda-dan-balikpapan
2 Februari 2010

Balikpapan Kota Termahal di Indonesia

Jakarta kota termahal di Indonesia? Ternyata bukan. Kota termahal di Indonesia adalah Balikpapan. Sementara Bandar Lampung dan Mataram menjadi kota termurah di Indonesia.

Demikian hasil Survei Biaya Hidup 2008 yang dilakukan Mercer Indonesia, seperti dipublikasikan, Jumat (29/8/2008). Survei dilakukan secara serentak di 26 kota utama di seluruh Indonesia selama Juli 2008, atau dua bulan setelah kebijakan kenaikan harga BBM.

Jakarta, ibukota negara sekaligus pusat kegiatan bisnis terbesar di Indonesia, dijadikan kota basis pada survei ini (indeks 100). Kota-kota lain yang disurvei diperhitungkan indeksnya terhadap kota Jakarta sebagai kota basis.

Balikpapan tercatat sebagai kota termahal dengan indeks 107, naik 3 poin dari 104 pada tahun 2006. Sementara Jakarta adalah kota kedua termahal.

Sedangkan kota Bekasi dan Samarinda yang seri di peringkat ke-3 dengan skor indeks 94 diikuti kota Bogor dan Jayapura pada peringkat ke-5 dan ke-6. Kota termurah yaitu Bandar Lampung dan Mataram, keduanya dengan skor indeks 75, berada di peringkat ke 25.

Apabila dibandingkan dengan survei serupa yang dilakukan Mercer Indonesia pada bulan Juni 2006, hasil survei ini memperlihatkan kenaikan angka biaya hidup secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

"Kenaikan biaya hidup ini adalah imbas dari kenaikan BBM pada bulan Mei 2008 selain sebelumnya juga telah ada kenaikan tarif dasar listrik pada bulan Maret 2008. Keduanya dirasakan sebagai penyebab yang sangat signifikan di semua sektor. Selain itu juga ada beberapa kenaikan tarif yang terjadi pada kota-kota tertentu saja, misalnya kenaikan tarif jalan tol di Jakarta pada bulan September 2007," urai Mutiarawaty Thaher, Information Product Solutions Business Leader PT. Mercer Indonesia.

Kategori biaya hidup yang disurvei mencakup biaya kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, transportasi, utilitas, perumahan, pendidikan, kesehatan serta hiburan dan olah raga. Untuk hiburan dan olahraga, indeks Jakarta jauh lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain, walaupun secara keseluruhan Jakarta masih berada di peringkat kedua dengan 7 skor di bawah Balikpapan.

Beberapa kota turun peringkatnya dibandingkan dengan peringkat pada survei biaya hidup tahun 2006. Kota Denpasar (skor 80) turun 16 peringkat dari peringkat 8 ke peringkat 24, juga kota Banjarmasin (skor 85) turun dari peringkat 4 ke peringkat 14. Sedangkan kota-kota yang naik peringkatnya adalah Bekasi (skor 94) dari peringkat 10 di tahun 2006 ke peringkat 3 di tahun 2008, juga kota Medan (skor 89) yang naik dari peringkat 15 ke peringkat 8.

Berikut urutan kota-kota termahal di Indonesia berikut indeksnya:

Balikpapan 107
Jakarta 100
Bekasi 94
Samarinda 94
Bogor 92
Jayapura 91
Pekanbaru 90
Bandung 89
Batam 89
Medan 89
Padang 88
Manado 88
Semarang 86
Palembang 85
Banjarmasin 85
Pontianak 84
Tangerang 84
Cilegon 84
Makassar 84
Jogjakarta 84
Surabaya 83
Jambi 81
Cirebon 81
Denpasar 80
Bandar Lampung 75
Mataram 75.

(qom/ir)

Sumber :
Nurul Qomariyah
http://www.detikfinance.com/read/2008/08/29/135416/996848/4/balikpapan-kota-termahal-di-indonesia
29 Agustus 2008