Kamis, 19 Agustus 2010

Belajar Membatik di Balikpapan


Terus terang, batik adalah favorit saya selama ini. Hampir semua kemeja saya adalah kemeja bermotif batik. Demikian juga istri dan anak-anak saya. Dan kami mengenakannya hampir di semua acara, resmi atau tidak resmi, baik saat kerja, sekolah, maupun saat hanya ke mal untuk sekedar jalan-jalan melepas kejenuhan. Itulah batik, warisan nenek moyang kita yang adi luhungnya masih menyebarkan auranya sampai sekarang.Nah, sudah menjadi hal umum kalau Anda menjumpai kain batik di Jawa. Tapi kalau di Balikpapan ? Reportase ini akan melaporkannya untuk Anda.

Tahukah Anda bahwa Balikpapan juga mempunyai ciri khas motif batik ? Kekayaan budaya Dayak sangat menginspirasi motif batik di sini, berupa motif sulur-suluran khas Dayak seperti yang juga dapat kita lihat di beberapa ukiran maupun tato khas Dayak. Jadi kalau Anda pernah melihat kemeja batik dengan motif Dayak seperti ini, siapa tahu itu dari Balikpapan.

Di Balikpapan, setiap sekolah baik guru maupun muridnya diwajibkan mengenakan kain batik motif Dayak ini setiap hari Kamis. Motif batiknya berbeda-beda, tergantung desain motif yang diseragamkan oleh pihak sekolah. Pemkot Balikpapan mewajibkan hal ini untuk memperkenalkan sekaligus meningkatkan kecintaan anak-anak Balikpapan kepada kain batik.

Yang membuat saya heran sekaligus kagum adalah ternyata terdapat perusahaan kerajinan batik di Balikpapan. Namanya adalah Batik SHAHO, terletak di Somber Balikpapan barat. Nama perusahaan ini adalah singkatan dari nama para pemiliknya, yang bermigrasi ke Balikpapan dari kota Magelang Jawa Tengah puluhan tahun yang lalu. Pengalaman menjadi karyawan perusahaan batik di Yogyakarta membuat sang pemilik percaya diri untuk membuka usaha batik di kota Balikpapan. Hasilnya lumayan, perusahaan ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar karena sudah sekian tahun menjalin kemitraan dengan semua sekolah, instansi dan kantor di Balikpapan untuk menyuplai kemeja seragam motif batik.

Hebatnya, usaha batik ini juga menyelenggarakan kursus membatik untuk memasyarakatkan kesenian batik kepada warga Balikpapan. Ada beberapa jenis kursus yang disediakan. Anda bisa datang sekali untuk belajar membatik di atas potongan kain seukuran sapu tangan. Atau Anda mengikuti kursus untuk 3 atau 4 kali pertemuan dengan harga yang menurut saya relatif murah untuk ukuran Balikpapan. Di sini Anda bisa belajar membatik menggunakan canting malam, atau langsung belajar mewarnai motif batik yang sudah disiapkan di atas kain sapu tangan. Lalu Anda juga bisa belajar bagaimana mengolah hasil karya ini sampai kemudian menjadi karya seni yang membanggakan Anda.

Bulan Maret kemarin, anak saya beserta teman-teman sekelasnya berkunjung ke Batik Shaho untuk belajar membatik. Sebagai ayah yang baik (ehm….ehm…memuji diri sendiri nih he..he…) saya juga ikut ke sana, biasalah sebagai tukang angkut-angkut untuk membawakan air mineral dan makanan ringan bagi anak-anak sekolah tersebut.

Sesampai di sana, kami disambut oleh bapak dan ibu pemilik usaha batik. Setelah menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh anak-anak, akhirnya mereka semua dipersilakan untuk mencari kainnya masing-masing yang sudah disediakan untuk mereka. Kain ini sudah dipersiapkan motifnya dengan canting lilin yang sudah dibuat oleh batik Shaho. Anak-anak tinggal mewarnai dengan cat warna yang sudah tersedia di meja masing-masing. Anak-anak tampak bergembira dan menikmati aktivitasnya itu.


Melihat anak-anak yang sangat bergembira itu, akhirnya saya juga tertarik untuk turut belajar membatik juga. Lalu saya meminta sebuah kain untuk kemudian dibatik menggunakan canting malam. Kemudian bersiaplah saya untuk mewarnainya.

Anak-anak ternyata cukup cepat mewarnainya sehingga mereka pulang lebih dulu meninggalkan saya yang masih asyik mewarnai kain saya. Lihatlah betapa indahnya kain-kain batik hasil karya anak-anak tersebut. Ini adalah kain-kain batik yang siap dijemur untuk diolah dalam proses selanjutnya.


Dan ini adalah hasil karya mereka setelah diolah.


Kemudian selesailah juga saya mengerjakan kain batik saya. Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengobrol banyak dengan sang pemilik usaha. Akhirnya saya bisa tahu banyak bagaimana membuat film untuk batik cetak, lalu proses pengolahan untuk menghilangkan lilin, mengawetkan warna dan motif, penjemuran sampai penyetrikaan untuk kemudian dijual ke pasar.

Kalau Anda ingin mencari batik motif Dayak, silakan datang ke Kebun Sayur Balikpapan. Mbak Ary Amhir pernah menulis tentang pasar suvenir ini dalam reportasenya, silakan berkunjung di sini. Batik motif Dayak di sana harganya cukup bervariasi, Anda bisa memilih sesuai kualitas kain yang Anda inginkan. Dari bincang-bincang, batik Shaho ternyata tidak menyuplai kain ke pasar suvenirnya, alasannya karena masih kekurangan modal. Mereka hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan institusi di Balikpapan dan sekitarnya. Sementara permintaan pasar suvenir dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan batik dari Jawa, seperti dari Pekalongan, Solo maupun Yogyakarta.

Akhirnya selesai sudah kunjungan saya ke perusahaan batik ini. Lumayanlah pengetahuan baru saya pada hari itu. Akhirnya saya bisa membatik juga hari itu. Agak ironis memang, saya yang berasal dari Jawa, ternyata malah berkesempatan belajar membatik di tanah seberang, yaitu di Balikpapan. Itulah hidup.

Eh….ngomong-ngomong, Anda penasaran dengan kain batik hasil karya saya ? Inilah master piece saya pada saat belajar membatik hari itu he..he…


Foto: koleksi pribadi
(Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 4 Mei 2010)

Sumber :
Osa Kurniawan Ilham
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/04/belajar-membatik-di-balikpapan/
4 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar