Kamis, 19 Agustus 2010

Kota Balikpapan







Kota Balikpapan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 503,3 km² dan berpenduduk sebanyak 621.862 jiwa (2009). Motto kota Balikpapan yaitu "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" (bahasa Banjar) yang artinya adalah apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya. Logo dari kota yang sering dijuluki "Kota Minyak" (Banua Patra) ini adalah Beruang madu, binatang khas kota Balikpapan yang sekarang sudah mulai diambang kepunahan.


Budaya

Suku yang ada

Suku-suku yang ada di Balikpapan adalah:

Suku Paser 8,77%
Suku Kutai 10,43%
Suku Banjar 12,19%
Suku Bugis 14,44%
Suku Jawa 29,76%
Suku Minahasa 6,81%
Suku Batak 3,21%
Suku Gayo 1,08%
Etnis China 16,76%
Suku Gorontalo 0,06%


Bahasa daerah

Bahasa daerah yang sering di gunakan adalah:
Bahasa Paser
Bahasa Banjar
Bahasa Bugis
Bahasa Jawa
Bahasa Kutai

Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah Bahasa Indonesia.


Geografi

Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di daerah Aliran Sungai dan Sungai Kecil serta Pesisir Pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut), serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah Indonesia, kota ini beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.


Batas wilayah

Letak Astronomis Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 9.112 Ha atau sekitar 94,06 Km² dengan batas-batas sebagai berikut:

Utara Kabupaten Kutai Kartanegara
Selatan Selat Makassar
Barat Kabupaten Penajam Paser Utara
Timur Selat Makassar


Pembagian Wilayah dan Pemerintahan

Kecamatan

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:

Kecamatan Balikpapan Barat
Kecamatan Balikpapan Utara
Kecamatan Balikpapan Timur

menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:

Kecamatan Balikpapan Timur
Kecamatan Balikpapan Selatan
Kecamatan Balikpapan Tengah
Kecamatan Balikpapan Utara
Kecamatan Balikpapan Barat


Ekonomi dan Penduduk

Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.

Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kotamadya memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda dan lain-lain. Selain dibanjiri oleh banyak pendatang, banyak perusahan-perusahaan asing dan lokal yang berinvestasi di Balikpapan. Hal ini semakin membuat Kota Balikpapan sebagai kota yang paling maju di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Balikpapan


Sumber Gambar:
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/45177-balikpapan-kota-beriman-bersih-indah-aman/
http://beritahankam.blogspot.com/2010_02_21_archive.html
http://kpmbyogya.files.wordpress.com/2008/08/kpmb_peta_balikpapan-1.jpg

Peta Balikpapan


View Larger Map

Kota Balikpapan

Kota Balikpapan merupakan salah satu Kota di Propinsi Kalimantan Timur. Yang wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Utara, dengan Kabupaten Penajam Paser Utara di sebelah Barat, dengan Selat Makasar di sebelah Barat dan Timur. Luas wilayahnya mencapai 503,30 Km2, dan meliputi lima Kecamatan.

Kota Balikpapan ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain dalam sektor pertanian dengan hasil utamanya berupa bahan tanaman pangan dan palawija, seperti : jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, dan kacang tanah.

Sementara untuk komoditi sayuran meliputi: bawang daun, sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terong, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, pare, bengkowang, dan lain-lain.

Sedangkan komoditi buah-buahan meliputi alpukat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, dan salak.

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang berasal dari sumberdaya alam yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang perlu digali potensi dan terus dikembangkan. Hingga saat ini terdapat 6 komoditas perkebunan yang potensial seperti karet, kopi, kakao, lada, cengkeh, dan kelapa.

Sumber daya peternakan mencakup unggas Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Pedaging, dan Itik, ternak Sapi dan Kambing. Untuk medorong perkembangan sektor peternakan, ada beberapa perusahaan yang bergerak di industri peternakan Perusahaan Pembibitan Ayam dan Penggemukan Sapi.

Di sektor pertambangan terdapat hasil tambang berupa minyak bumi yang merupakan bahan baku untuk industri pertamina berupa kawasan indusri kilang minyak yang terletak disepanjang Pantai Yosudarso dan Kawasan industri pendukung pengelolaan tambang/migas, berupa pengelompokan pabrik, tempat usaha, bengkel, distributor/supplier.

Kota Balikpapan dikenal sebagai tempat pengolahan minyak mentah yang dihasilkan dari beberapa daerah di Kalimantan Timur. Karena itu, sektor industri pengolahan sangat berperan atas pembentukan PDRB di kota ini. Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan berperan signifikan secara berimbang bagi perekonomian Kota Balikpapan. Peran sektor industri pengolahan bagi PDRB mencapai 37,12 persen. Sedangkan peran sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 32,70 persen.

Untuk industri pengolahan, di Kota Balikpapan terdapat 695 buah perusahaan, terdiri dari 76 industri besar, 98 industri menengah, dan 521 industri kecil. Industri terbanyak pada kelompok industri besar adalah industri galangan kapal, yaitu sebanyak 26 buah. Sedangkan industri terbanyak pada kelompok industri menengah adalah industri service kendaraan roda 4, yaitu sebanyak 18 buah. Sementara industri terbanyak pada kelompok industri kecil adalah percetakan dengan jumlah 56 buah.

Pada subsektor pengilangan minyak, dihasilkan berbagai jenis produksi yang terbagi ke dalam dua bagian yaitu bahan bakar dan non bahan bakar minyak. Produksi bahan bakar antara lain premium, avtur, kerosin, HSD, dan IDO. Sedangkan produksi non bahan bakar minyak antara lain naphtha, LSWR, LPG, dan Ready Wax.

Pengembangan kepariwisataan berupa pengembangan, pemanfaatan objek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam, seni budaya, serta peninggalan bersejarah dan purbakala.

Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, banyaknya Wajib Daftar perusahaan (WDP) pada Deperindagkop sebanyak 10.818 buah. Yang terbanyak diterbitkan untuk perusahaan berbentuk CV 5.232 buah, lainnnya diterbitkan untuk Perusahaan Perorangan 2.755 buah, PT 2.557 buah, koperasi 134 buah, badan usaha lain 120 buah, dan firma 20 buah.

Sementara untuk perdagangan internasional, komoditi dengan nilai ekspor signifikan adalah batubara, plywood, moulding, dan udang beku. Nilai ekspor terbesar adalah batubara, sebesar US $ 1.534.380.124. Nilai ekspor lain, plywood US $ 212.382.100, moulding US $ 87.409.970, dan udang beku US $ 3.968.901.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kota+Balikpapan

Belajar Membatik di Balikpapan


Terus terang, batik adalah favorit saya selama ini. Hampir semua kemeja saya adalah kemeja bermotif batik. Demikian juga istri dan anak-anak saya. Dan kami mengenakannya hampir di semua acara, resmi atau tidak resmi, baik saat kerja, sekolah, maupun saat hanya ke mal untuk sekedar jalan-jalan melepas kejenuhan. Itulah batik, warisan nenek moyang kita yang adi luhungnya masih menyebarkan auranya sampai sekarang.Nah, sudah menjadi hal umum kalau Anda menjumpai kain batik di Jawa. Tapi kalau di Balikpapan ? Reportase ini akan melaporkannya untuk Anda.

Tahukah Anda bahwa Balikpapan juga mempunyai ciri khas motif batik ? Kekayaan budaya Dayak sangat menginspirasi motif batik di sini, berupa motif sulur-suluran khas Dayak seperti yang juga dapat kita lihat di beberapa ukiran maupun tato khas Dayak. Jadi kalau Anda pernah melihat kemeja batik dengan motif Dayak seperti ini, siapa tahu itu dari Balikpapan.

Di Balikpapan, setiap sekolah baik guru maupun muridnya diwajibkan mengenakan kain batik motif Dayak ini setiap hari Kamis. Motif batiknya berbeda-beda, tergantung desain motif yang diseragamkan oleh pihak sekolah. Pemkot Balikpapan mewajibkan hal ini untuk memperkenalkan sekaligus meningkatkan kecintaan anak-anak Balikpapan kepada kain batik.

Yang membuat saya heran sekaligus kagum adalah ternyata terdapat perusahaan kerajinan batik di Balikpapan. Namanya adalah Batik SHAHO, terletak di Somber Balikpapan barat. Nama perusahaan ini adalah singkatan dari nama para pemiliknya, yang bermigrasi ke Balikpapan dari kota Magelang Jawa Tengah puluhan tahun yang lalu. Pengalaman menjadi karyawan perusahaan batik di Yogyakarta membuat sang pemilik percaya diri untuk membuka usaha batik di kota Balikpapan. Hasilnya lumayan, perusahaan ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar karena sudah sekian tahun menjalin kemitraan dengan semua sekolah, instansi dan kantor di Balikpapan untuk menyuplai kemeja seragam motif batik.

Hebatnya, usaha batik ini juga menyelenggarakan kursus membatik untuk memasyarakatkan kesenian batik kepada warga Balikpapan. Ada beberapa jenis kursus yang disediakan. Anda bisa datang sekali untuk belajar membatik di atas potongan kain seukuran sapu tangan. Atau Anda mengikuti kursus untuk 3 atau 4 kali pertemuan dengan harga yang menurut saya relatif murah untuk ukuran Balikpapan. Di sini Anda bisa belajar membatik menggunakan canting malam, atau langsung belajar mewarnai motif batik yang sudah disiapkan di atas kain sapu tangan. Lalu Anda juga bisa belajar bagaimana mengolah hasil karya ini sampai kemudian menjadi karya seni yang membanggakan Anda.

Bulan Maret kemarin, anak saya beserta teman-teman sekelasnya berkunjung ke Batik Shaho untuk belajar membatik. Sebagai ayah yang baik (ehm….ehm…memuji diri sendiri nih he..he…) saya juga ikut ke sana, biasalah sebagai tukang angkut-angkut untuk membawakan air mineral dan makanan ringan bagi anak-anak sekolah tersebut.

Sesampai di sana, kami disambut oleh bapak dan ibu pemilik usaha batik. Setelah menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui oleh anak-anak, akhirnya mereka semua dipersilakan untuk mencari kainnya masing-masing yang sudah disediakan untuk mereka. Kain ini sudah dipersiapkan motifnya dengan canting lilin yang sudah dibuat oleh batik Shaho. Anak-anak tinggal mewarnai dengan cat warna yang sudah tersedia di meja masing-masing. Anak-anak tampak bergembira dan menikmati aktivitasnya itu.


Melihat anak-anak yang sangat bergembira itu, akhirnya saya juga tertarik untuk turut belajar membatik juga. Lalu saya meminta sebuah kain untuk kemudian dibatik menggunakan canting malam. Kemudian bersiaplah saya untuk mewarnainya.

Anak-anak ternyata cukup cepat mewarnainya sehingga mereka pulang lebih dulu meninggalkan saya yang masih asyik mewarnai kain saya. Lihatlah betapa indahnya kain-kain batik hasil karya anak-anak tersebut. Ini adalah kain-kain batik yang siap dijemur untuk diolah dalam proses selanjutnya.


Dan ini adalah hasil karya mereka setelah diolah.


Kemudian selesailah juga saya mengerjakan kain batik saya. Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengobrol banyak dengan sang pemilik usaha. Akhirnya saya bisa tahu banyak bagaimana membuat film untuk batik cetak, lalu proses pengolahan untuk menghilangkan lilin, mengawetkan warna dan motif, penjemuran sampai penyetrikaan untuk kemudian dijual ke pasar.

Kalau Anda ingin mencari batik motif Dayak, silakan datang ke Kebun Sayur Balikpapan. Mbak Ary Amhir pernah menulis tentang pasar suvenir ini dalam reportasenya, silakan berkunjung di sini. Batik motif Dayak di sana harganya cukup bervariasi, Anda bisa memilih sesuai kualitas kain yang Anda inginkan. Dari bincang-bincang, batik Shaho ternyata tidak menyuplai kain ke pasar suvenirnya, alasannya karena masih kekurangan modal. Mereka hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan institusi di Balikpapan dan sekitarnya. Sementara permintaan pasar suvenir dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan batik dari Jawa, seperti dari Pekalongan, Solo maupun Yogyakarta.

Akhirnya selesai sudah kunjungan saya ke perusahaan batik ini. Lumayanlah pengetahuan baru saya pada hari itu. Akhirnya saya bisa membatik juga hari itu. Agak ironis memang, saya yang berasal dari Jawa, ternyata malah berkesempatan belajar membatik di tanah seberang, yaitu di Balikpapan. Itulah hidup.

Eh….ngomong-ngomong, Anda penasaran dengan kain batik hasil karya saya ? Inilah master piece saya pada saat belajar membatik hari itu he..he…


Foto: koleksi pribadi
(Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 4 Mei 2010)

Sumber :
Osa Kurniawan Ilham
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/04/belajar-membatik-di-balikpapan/
4 Mei 2010

Asal Usul Kota Balikpapan

Ada beberapa hikayat popular yang menceritakan asal usul kota yang berada di pesisir timur Kalimntan ini. Balikpapan merupakan kota minyak pertama di Kaltim yang dieksplorasi oleh Belanda. Pertempuran antara tentara Indonesia dan Belanda juga sempat memberi warna pada kota yang berkembang pesat ini.


Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Ada yang menceritakan bahwa ada sepuluh keping papan kayu yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan istana baru di Kecamatan Kutai Lama. Ke sepuluh papan yang balik itu disebut orang Kutai dengan istilah Balikpapan Tu. Sehingga wolayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.

Versi kedua bercerita dari Suku Balik (suku asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng-Papan atau Balikpapan (dalam bahasa Pasir, Kuleng berarti Balik)

Kini Kota Balikapan merayakan hari jadi kota Balikpapan sejak tanggal 10 Pebruari 1897. Penetapan tanggal ini berasal dari sejarah kota Balikpapan yang melakukan pengeboran minyak pertamanya oleh perusahaan Belanda bernama Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara JH Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co.

Maskot Kota Balikpapan adalah Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang merupakan beruang yang paling kecil di dunia. Tinggi beruang madu hanya 1,2-1,5 meter dan beratnya kira-kira 65 Kg saja.

Beruang madu adalah panggilan di Malaysia dan Indonesia, sedangkan nama Inggrisnya adalah The Sun Bear. Ciri khas beruang ini memiliki ”kalung emas” dilehernya dan memilih makanan tanaman atau tumbuhan (herbivora)

Beruang madu sering dicari oleh pemburu satwa untuk diambil dagingnya untuk kepentingan medis tradisional. Ini menjadi ancaman bagi kelangsungan beruang madu.

Pemerintah kota Balikpapan terus berupaya melestarikan habitat beruang madu ini dengan menyediakan tempat khusus di Sungai Wain sebagai habitat alamnya.(vb-01/foto:faizzaki)


Sumber :
http://www.vivaborneo.com/asal-usul-kota-balikpapan.htm/comment-page-1
22 September 2009

Cerita Samarinda dan Balikpapan

Indonesia tidak punya semua ini pada awalnya, kecuali kesamaan sejarah dijajah Belanda

Dari kamar saya di Balikpapan, terbentang laut luas dan teduh. Namanya Selat Makassar. Bentangan air ini merupakan selat yang terletak di antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia. Selat ini juga menghubungkan Laut Sulawesi di bagian utara dengan Laut Jawa di bagian selatan. Selat Makassar termasuk kategori laut dalam dan merupakan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia. Kota pelabuhan utama di selat ini ialah Balikpapan, Makassar, dan Palu. Tempat ini juga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Adam Air Penerbangan yang menewaskan 102 penumpang dan awak pesawat pada 1 Januari 2007.

Okelah, jangan melantur. Ini hanya kutipan dari Wikipedia. Pikiran asli saya sedang merenungkan, berapa jauh pantai Sulawesi itu dari kamar saya. Ada tidak, ya, orang yang sanggup berenang ke seberang? Selat Sunda sudah, Selat Inggris sudah. Malah ada yang menyeberang lautan Atlantik. Saya punya teman yang bisa berenang dari pantai Makassar ke pulau lepas pantai. Mungkin bisa berlatih untuk menyeberang dari Balikpapan ke Palu. Mungkin kalau terbawa arus, bisa mendarat di Mamuju. Disitu banyak hutan yang menyimpan sumber oxygen dan bisa dijadikan modal carbon trading menangkal keparahan pemanasan global.

Ngelantur lagi. Memang memandang laut lepas itu mengundang orang untuk melamun. Kalau orang sedang menghadapi persoalan pribadi, maka lamunannya makin merupakan lamunan masalah pribadi. Tapi kalau agenda curhat sedang kosong, maka kita ngelamun soal lain. Satu soal yang mengisi kepala dan hati saya selama perjalanan ke Samarinda dan Balikpapan adalah mengapa bisa tempat-tempat ini yang begitu jauh dari Jakarta, Banda Aceh dan Manokwari bisa tergabung dalam satu negara yaitu Indonesia.

Waktu saya kecil, sekolah mengajarkan bahwa Indonesia itu muncul karena Sumpah Pemuda, semangat merah putih dengan maju tak gentar, jiwa merdeka atau mati, dan konsep NKRI. Semua betul, tapi tetap saya heran mengapa Kaltim ingin tetap menjadi bagian Indonesia dan menjadi penyumbang pada negara besar Indonesia. Sedangkan leluhur Sultan Hasanah Bolkiah dari dulu tidak mau bergabung pada Federasi Malaya atau Malaysia, dan bertahan sebagai negara merdeka dimana penduduknya menjadi tuan rumah dan minyaknya diambil oleh perusahaan Inggris. Semua pekerjaan dilakukan oleh orang asing temasuk warung-warung yang diurus orang Melayu dari Malaysia dan Indonesia.

Istana Sultan punya 2000 kamar yang membuat saya berpikir dulu, harus banyak pesawat telpon di tiap kamar. Sekarang tentu tinggal dibagi PDA, orang tidak makin hilang di rumah yang lima kali lebih besar dari hotel bintang lima. Di Balikpapan ini bagus-bagus hotelnya, walaupun tidak 2000 kamar. Yang paling bagus diurus perusahaan hotel internasional. Bagi saya tidak jadi soal, malah bagus, tapi banyak orang yang suka tersinggung kalau ada orang asing kerja di Indonesia. Padahal, tanpa orang asing, tidak ada negara yang bisa maju cepat. China, India, Saudi Arabia, Iran semuanya maju karena ada investasi asing. Apalagi Brunei dan Singapura. Lalu, mengapa Kaltim menjadi bagian Indonesia dengan tenang?

Memang banyak keluhan mengenai ketidak adilan anggaran pusat setelah desentralisasi, tapi tidak ada yang bermimpi untuk membuat negara sendiri. Penduduk Kaltim sangat kosmopolitan, pluralis dan demokratis. Karena itu masa depan mereka aman di negara yang sedang berusaha kuat untuk melanjutkan perjalan menjadi negara kosmopolitan, pluralis dan demokratis.

Negara adalah kumpulan orang yang share kebersamaan dalam sejarah, budaya, bahasa atau asal etnis. Indonesia tidak punya semua ini pada awalnya, kecuali kebersamaan sejarah dijajah Belanda. Setelah merdeka, kebersamaan sejarah kita tambah tebal lagi, Bersama-sama ditekan sistem politik yang tidak stabil. Penderitaan bersama membentuk kebersamaan, jadi modal kita cukup dengan tambahan terakhir soal KPK-Polri.

Tapi semua kebersamaan itu berada dalam pikiran orang yang memandangnya. Sekali orang kehilangan perasaan itu, atau istilahnya ‘hilfil’ mengenai Negara kita, maka orang akan melihat Selat Makassar dan merasa jauh dari wilayah Indonesia lain. Tapi selama masih ada perasaan, ia akan bersyukur bahwa bagian Indonesia yang paling runyam tidak berada di bumi Kaltim, tapi tetap merasa tidak terpisahkan dari temannya di seberang laut dan gunung dan hutan belantara.


Sumber :
Wimar Witoelar
http://areamagz.com/blog/read/wimar-says/2010/02/02/cerita-samarinda-dan-balikpapan
2 Februari 2010

Balikpapan Kota Termahal di Indonesia

Jakarta kota termahal di Indonesia? Ternyata bukan. Kota termahal di Indonesia adalah Balikpapan. Sementara Bandar Lampung dan Mataram menjadi kota termurah di Indonesia.

Demikian hasil Survei Biaya Hidup 2008 yang dilakukan Mercer Indonesia, seperti dipublikasikan, Jumat (29/8/2008). Survei dilakukan secara serentak di 26 kota utama di seluruh Indonesia selama Juli 2008, atau dua bulan setelah kebijakan kenaikan harga BBM.

Jakarta, ibukota negara sekaligus pusat kegiatan bisnis terbesar di Indonesia, dijadikan kota basis pada survei ini (indeks 100). Kota-kota lain yang disurvei diperhitungkan indeksnya terhadap kota Jakarta sebagai kota basis.

Balikpapan tercatat sebagai kota termahal dengan indeks 107, naik 3 poin dari 104 pada tahun 2006. Sementara Jakarta adalah kota kedua termahal.

Sedangkan kota Bekasi dan Samarinda yang seri di peringkat ke-3 dengan skor indeks 94 diikuti kota Bogor dan Jayapura pada peringkat ke-5 dan ke-6. Kota termurah yaitu Bandar Lampung dan Mataram, keduanya dengan skor indeks 75, berada di peringkat ke 25.

Apabila dibandingkan dengan survei serupa yang dilakukan Mercer Indonesia pada bulan Juni 2006, hasil survei ini memperlihatkan kenaikan angka biaya hidup secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

"Kenaikan biaya hidup ini adalah imbas dari kenaikan BBM pada bulan Mei 2008 selain sebelumnya juga telah ada kenaikan tarif dasar listrik pada bulan Maret 2008. Keduanya dirasakan sebagai penyebab yang sangat signifikan di semua sektor. Selain itu juga ada beberapa kenaikan tarif yang terjadi pada kota-kota tertentu saja, misalnya kenaikan tarif jalan tol di Jakarta pada bulan September 2007," urai Mutiarawaty Thaher, Information Product Solutions Business Leader PT. Mercer Indonesia.

Kategori biaya hidup yang disurvei mencakup biaya kebutuhan makanan, kebutuhan pokok, transportasi, utilitas, perumahan, pendidikan, kesehatan serta hiburan dan olah raga. Untuk hiburan dan olahraga, indeks Jakarta jauh lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain, walaupun secara keseluruhan Jakarta masih berada di peringkat kedua dengan 7 skor di bawah Balikpapan.

Beberapa kota turun peringkatnya dibandingkan dengan peringkat pada survei biaya hidup tahun 2006. Kota Denpasar (skor 80) turun 16 peringkat dari peringkat 8 ke peringkat 24, juga kota Banjarmasin (skor 85) turun dari peringkat 4 ke peringkat 14. Sedangkan kota-kota yang naik peringkatnya adalah Bekasi (skor 94) dari peringkat 10 di tahun 2006 ke peringkat 3 di tahun 2008, juga kota Medan (skor 89) yang naik dari peringkat 15 ke peringkat 8.

Berikut urutan kota-kota termahal di Indonesia berikut indeksnya:

Balikpapan 107
Jakarta 100
Bekasi 94
Samarinda 94
Bogor 92
Jayapura 91
Pekanbaru 90
Bandung 89
Batam 89
Medan 89
Padang 88
Manado 88
Semarang 86
Palembang 85
Banjarmasin 85
Pontianak 84
Tangerang 84
Cilegon 84
Makassar 84
Jogjakarta 84
Surabaya 83
Jambi 81
Cirebon 81
Denpasar 80
Bandar Lampung 75
Mataram 75.

(qom/ir)

Sumber :
Nurul Qomariyah
http://www.detikfinance.com/read/2008/08/29/135416/996848/4/balikpapan-kota-termahal-di-indonesia
29 Agustus 2008

H. Imdaad Hamid, SE, Walikota Pembina Lingkungan

Luas wilayah administratif Kota Balikpapan 503.305,7 Ha (503,3 Km2) terdiri dari 5 Kecamatan dan 27 Kelurahan, dengan jumlah penduduk sekitar 600.000 orang. Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makasar dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Penajan Pasar Utara dengan kondisi topografi berbukit dan datar. Hampir seluruh penduduk Kota Balikpapan adalah pendatang dari berbagai daerah di Indonesia.

Selama dua periode berturut-turut H.Imdaad Hamid,SE terpilih menjadi Walikota Balikpapan, dan sekarang ini memasuki tahun ke delapan. Tahun 2007 masuk nominasi calon penerima anugrah Kalpataru tahun 2007. Beliau adalah seorang pemimpin yang peduli lingkungan dan pejuang LH. Kepeduliannya terhadap LH terlihat sejak menjabat sebagai Sekda Kota Balikpapan dengan aktif memberikan masukan-masukan pertimbangan LH diberbagai bidang pembangunan daerah.

Kepemipinannya yang low-profil, pengetahuan yang luas dengan pemikirannya jangka panjang kedepan, kemampuannya memahami kondisi kehidupan masyarakat dan masalah lingkungan di wilayahnya, serta aspiratif dalam menerima masukan-masukan dari stakeholders terkait; menjadikan kebijakan-kebijakan, program-program, dan kegiatan- kegiatan pegelolaan LH yang diprakarsainya dapat diterima dan didukung oleh semua pihak terkait seperti: DPRD, dinas terkait, TNI, Kepolisian, BUMN, dunia usaha dan masyarakat. Konsisten dalam menjalakan kebijakan, program, dan program kegiatan, serta tegas dalam penegakan hukum merupakan salah satu ciri kepemimpinan dari H.Imdaad Hamid,SE. Telah banyak kasus perambahan hutan lindung di kawasan Sungai Wain yang diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman. Hal ini membuat jera para perambah hutan. Program-program kegiatan yang dicanangkannya bersifat implementatif, dan dalam pelaksanaan di lapangan melibatkan seluruh elemen msyarakat termasuk dunia usaha seperti: PT.Pertamina, lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli LH dan TNI. Sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, setiap kesempatan aktif terjun kelapangan dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan masalah lingkungan seperti: penghijauan, revitalisasi terumbu karang, bersih pantai, dan penanaman mangrove.

Kondisi lingkungan Kota Balikpapan yang memprihatinkan seperti luasnya kerusakan hutan mangrove di daerah pesisir dan pantai yang berbatasan dengan Selat Malaka; tingginya perambahan hutan lindung dan luasnya kerusakan hutan lindung di kawasan Sungai Wain; luasnya lahan kritis; masalah sampah dan tingginya limbah domestik yang mencemari sungai dan pantai; kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di sekitarnya, warga Kota Balikpapan yang hampir seluruhnya merupakan penduduk pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, pengalamannya melihat berbagai kejadian bencana lingkungan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dari media cetak dan elektronik; serta potensi sumberdaya Kota Balikpapan lebih kearah pengembangan kota jasa, menjadi faktor pendorong H.Imdaad Hamid,SE sebagai Walikota Balikpapan, mengambil langkah-langkah kegiatan:

1) Kebijakan pencegahan pencemaran air, udara dan tanah; pencegahan kerusakan lahan; penghijauan lahan lahan kritis; pelestarian hutan kota dan hutan lindung di kawasan Sungai Wain dan penanaman pohon; pengelolaan hutan bakau dan konservasi hutan bakau (mangrove) di kawasan pesisir/pantai, dengan wujud kebijakan yang dilakukan adalah:

(1) Penetapan program pembangunan tahunan berkelanjutan secara bertahap.

(2) Pembangunan dan pengelolaan LH terpadu yang direfleksikan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terpadu 2005-2015, menetapkan 51% hijau (hutan lindung, hutan kota, ruang terbuka hijau dan kawasan lindung lainnya) 49% budi daya, membebaskan Kota Balikpapan dari kegiatan penambangan batubara dengan cara kampanye dan mengeluarkan pernyataan melalui media massa, bahwa Kota Balikpapan bebas tambang batubara, dan Clean, Green and Health (CGH) City dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui kegiatan penghijauan, kebersihan dan kesehatan tempat tinggal dari mulai tingkat RT, Kelurahan, Kecamatan dan Kota.

(3) Menetapkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan LH berupa Perda, Instruksi Walikota Balikpapa, dan Keputusan Walikota Balikpapan antara lain: Perda No.23 tahun 2002 tentang Pengelolaan limbah klinis, Perda No.7 tahun 2004 tentang Izin pembuangan air limbah, Perda No.11 tahun 2004 tentang pengelolaan hutan lindung Sungai Wain, Perda No.10 tahun 2004 tentang Pengelolaan sampah, Perda No.5 tahun 2006 tentang Rencana Tataruang wilayah Kota Balikpapan Tahun 2005-2025, Keputusan Walikota Balikpapan No.1 tahun 2008 tentang Kewajiban penanaman, pemeliharaan dan perawatan pohon/vegetasi dan penyediaan prasarana lingkungan (drainase dan/atau bozem) di Kota Balikpapan, Keputusan Walikota Balikpapan No.199.45-62 tahun 2005 tentang penunjukan kawasan hutan lindung Sungai Wain seluas 291 ha di Kelurahan Karang Joang, Kec. Balikpapan sebagai hutan penelitian, wisata, pendidikan lingkungan hidup dan konservasi dalam bentuk Kebun Raya Balikpapan, Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-63 tahun 2005 tentang pembentukan tim pembangunan kebun raya Balikpapan, Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-13 tahun 2007 tentang Pembentukan badan pengelola hutan lindung sungai Wain dan daerah aliran sungai Manggar Kota Balikpapan, Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-105 tahun 2001 tentang pelajaran kebersihan dan lingkungan hidup sebagai kurikulum muatan lokal pada pendidikan tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, dan sekolah lanjutan tingkat atas, dll.


Program kegiatan bersifat implementasi yang dilakukan H.Imdaad Hamid,SE sebagai Walikota Balikpapan dalam upaya:

1) Pencegahan pencemaran air, udara dan tanah antara lain: secara rutin dilakukan kegiatan uji emisi kendaraan bermotor, pemasangan alat pemantau kualitas udara di kota Balikpapan, penanaman pohon pada derah-daerah tangkapan air, pembentukan kelompok kerja terpadu pengelola pesisir dan laut Kota Balikpapan, pencanangan dan pelaksanaan kegiatan program pantai lestari melalui kegiatan bersih-bersih pantai bersama masyarakat.

2) Pencegahan kerusakan hutan dan lahan kritis antara lain: penetapan dan pengelolaan hutan lindung S.Wain (HLSW), pembangunan Kebun Raya Balikpapan, penetapan kawasan hutan lindung S.Manggar dan pencanangan pengelolaan, penetapan dan pengelolaan 20 lokasi kawasan hutan kota, pengembangan potensi ekonomi masyarakat sekitar hutan dan pesisir/pantai, penanaman mangruve di kawasan pesisir dan pantai.

3) Penggalian potensi kawasan hutan sebagai kawasan wisata dan pendidikan antara lain: penetapan kawasan wisata pendidikan LH dan pusat informasi satwa langka (Beruang Madu, Macan Dahan, Babi Berjenggot, Kijang Kuning, Owa Kelelawar, Lutung Dahi Putih dan Lutung Merah) di KM 23 Kelurahan Karang Joang.

4) Rehabilitasi terumbu karang melalui pembuatan terumbu karang buatan, dan budidaya rumput laut.

5) Pengelolaan dan konservasi bakau (mangrove), dan pesisir pantai antara lain: penetapan kawasan konservasi mangrove, ikrar penetapan kawasan konservasi mangrove yang diprakarsai oleh masyarakat di Kelurahan Margomulyo, Kec. Balikpapan Barat seluas 3,2 ha (tahun 2004) dan dikembangkan menjadi 20 ha sejak tahun 2006 sampai sekarang, pengukuhan SMA Negeri 8 Balikpapan sebagai sekolah berbasis hutan mangrove, kesepakatan 31 RT di Kelurahan Margasari, Kec Balikpapan Barat tentang pengelolaan sampah dan penghijauan mangrove di kawasan pesisir pada pemukiman di atas air dan penegakan hukum bagi pelanggar di bidang LH.

6) Pembinaan, peningkatan kesadaran dan pemberdayaan potensi SDM terhadap LH antara lain: memasukkan materi LH dalam kurikulum muatan lokal tingkat SD, SMP dan SMA, membentuk kader LH di 3 kelurahan dalam rangka pengelolaan LH, membentuk relawan mangrove sebanyak 200 siswa SMA Negeri 8 Balikpapan, beberapa SD dan SMP dicanangkan menjadi sekolah berwawasan lingkungan.


Prakarsa H.Imdaad Hamid,SE sebagai Walikota Balikpapan di bidang pengelolaan LH yang dapat dicatat antara lain:

1) Mempertahankan kelestarian hutan lindung Sungai Wain (HLSW) seluas 9.782 ha sebagai penyangga utama lingkungan, penyedia sumber air Kota Balikpapan, dan penunjang industri kilang minyak PT Pertamina UP V dan ditetapkan sebagai salah satu kebijakan di bidang pengelolaan LH (Perda No.11 tahun 2004 tentang pengelolaan hutan lindung Sungai Wain, dan Keputusan Walikota Balikpapan No.14 tahun 2004 tentang pembentukan Badan Pengelola hutan lindung Sungai Wain).

2) Membangun Kebun Raya Balikpapan di kawasan hutan lindung Sungai Wain sebagai hutan penelitian, ekowisata/ekoturisem, pendidikan dan konservasi seluas 291 ha (Keputusan Walikota Balikpapan No.199.45-62 tahun 2005 tentang penunjukan kawasan hutan lindung Sungai Wain seluas 291 ha di Kelurahan Karang Joang, Kec. Balikpapan sebagai hutan penelitian, wisata, pendidikan LH dan konservasi dalam bentuk Kebun Raya Balikpapan, dan Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-63 tahun 2005 tentang pembentukan tim pembangunan kebun raya Balikpapan).

3) Mempertahankan kelestarian kawasan konservasi ruang terbuka hijau (RTH) hutan kota mangrove dan meningkatkan potensi kawasan pesisir dan laut sebagai aset SDA Kota Balikpapan di Kelurahan Margo Mulyo, Kec.Balikpapan Barat, Kota Balikpapan seluas 3,2 ha yang dalam pengembangannya tahun 2015 mencapai 20 ha, membentuk tim pengelola yang bertugas antara lain mempersiapkan kawasan konservasi ruang terbuka hijau (RTH) hutan kota mangrove sebagai kawasan terpadu (konservasi, pendidikan, penelitian dan ekowisata).

4) Pelajaran kebersihan dan LH masuk sebagai kurikulum muatan lokal pada pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA, membangun sekolah percontohan. (Keputusan Walikota Balikpapan No.188.45-105 tahun 2001 tentang pelajaran kebersihan dan lingkungan hidup sebagai kurikulum muatan lokal pada pendidikan tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, dan sekolah lanjutan tingkat atas).

5) Membangun kawasan argowisata KM 23 sebagai kawasan wisata pendidikan LH (KWPLH) seluas 15 ha di Kelurahan Karang Joang, (Keputusan Walikota Balikpapan No. 188.45-72 tahun 2005).

6) Pemulihan kelestarian kawasan DAS Manggar Kota Balikpapan sebagai daerah tangkapan air Waduk Manggar.



Motivasinya adalah:

1) Membangun kota jasa yang bersih, hijau, sehat, bebas dari penambangan batubara, serta terhindar dari berbagai bencana lingkungan.

2) Mencegah semakin luasnya kerusakan hutan lindung, pengendalian dan pemulihan kerusakan hutan lindung, serta pelestarian hutan lindung (Sungai Wain/HLSW) sehingga mampu sebagai penyedia sumber air Kota Balikpapan, dan menunjang kebutuhan air industri kilang minyak PT Pertamina UP V.

3) Memulihkan kerusakan hutan kota mangrove untuk meningkatkan potensi sumber daya kawasan pesisir dan laut sebagai aset SDA Kota Balikpapan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.



4) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap LH di sekitarnya, serta mendorong masyarakat tertib hukum.

5) Pengembangan dan pembangunan eko-wisata, hutan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar.


Inovasi dan kreatifitas tercermin dalam pelaksanaan program kegiatan yang melibatkan peran aktif masyarakat antara lain:

1) Meningkatkan kebersihan dan kesadaran masyarakat (pedagang kaki lima) Kota Balikpapan dengan cara: memberi izin lokasi, tidak dipungut retribusi, diberi tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat berjualan, penegakan hukum yang tegas dan sangsi denda yang tinggi bagi pelanggar, pengawasan melibatkan bernbagai unsur kelembagaan pemerintah terkait dan masyarakat setempat, sangat efektif dan berhasil dengan baik.

2) Meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengendalikan perambahan hutan lindung dengan cara: sosialisasi langsung secara intensif terhadap masyarakat di sekitar, penegakan hukum yang tegas, dan pemberitaan secara intensif melalui leaflet, baliho, media massa cetak dan elektronik; pembentukan badan pengelola yang keanggotaannya terdiri dari seluruh elemen masyarakat termasuk masyarakat di sekitar hutan lindung. Perambahan hutan lindung (HLSW) dapat dihentikan/dikendalikan.

3) Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam pelestarian hutan lindung, hutan kota, hutan mangrove, kebersihan kota dan pengendalian sampah kota dengan cara:

a. Pembentukan badan-badan pengelola Kota Balikpapan dimana seluruh elemen masyarakat Kota Balikpapan duduk sebagai anggota termasuk TNI, LSM peduli LH, BUMN, dunia usaha seperti: PT.Pertamina, PT. Chevron, PT. Thicss, Inhutani, PDAM, Danramil.

b. Intruksi Wakikota Balikpapan tentang kewajiban penanaman , pemeliharaan dan perawatan pohon/vegetasi dan penyediaan prasarana lingkungan

c. Keputusan Walikota Balikpapan tentang tentang pengelolaan hutan lindung, hutan kota dan hutan mangrove.


Tingkat keberhasilan pemerintahan Kota Balikpapan selama kepemimpinan H.Imdaad Hamid,SE dalam pelaksanaan program-program kegiatan pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain:

1) Terselamatkannya hutan lindung S.Wain seluas 9.782 ha penunjang kebutuhan air industri kilang minyak PT Pertamina UP V dan kebutuhan air bersih masyarakat Kota Balikpapan.

2) Terbangunnya hutan lindung DAS Manggar seluas 4.994 ha dan terjaganya ketersedian air bersih Kota Balikpapan.

3) Terbangunya Kebun Raya Kota Balikpapan seluas 291 di kawasan hutan lindung S.Wain.

4) Terbangunnya kawasan wisata pendidikan LH, dan pusat informasi beruang madu, macan dahan, babi berjenggot, kijang kuning, owa kelelawar, lutung dahi putih dan merah, serta terbangunnya penangkaran beruang madu di KM 23 Kelurahan Karang Joang.

5) Terehabilitasinya terumbu karang melalui pembuatan terumbu karang buatan seluas 500 M2.

6) Terbangunnya 20 lokasi hutan kota seluas 7.612 ha.

7) Terehabilitasinya lahan kritis Kota Balikpapan seluas 600 ha.

8) Terehabilitasinya kawasan hutan mangrove seluas 34,75 ha di Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan melalui kegiatan aksi penanaman mangrove dengan melibatkan masyarakat, dunia usaha Danramil serta unsur stekholders terkait lainnya.

9) Terdidiknya sejak usia dini kecintaan kepada LH, 2.455 siswa dan 87 guru sekolah SD di 14 sekolah yang tersebar di 14 kecamatan,

10) Tersusun dan dipatenkannya modul muatan lokal PKLH sebanyak 6 modul

11) 200 siswa dan siswi SMA Negeri 8 menjadi relawan manggrove dan aktif melakukan kegiatan penanaman.

12) Terbentuknya SATGAS pengamanan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan

13) Dijatuhinya hukuman terhadap para perambah hutan lindung S.Wain oleh Pengadilan Negeri Balikpapan, yang dapat membuat efek jera terhadap pelaku perambahan hutan.

14) Adanya respon positif dari stakeholders termasuk masyarakat dan dunia usaha/swasta (PT.Pertamina, PT. Chevron, PT. Thicss, PDAM) untuk terlibat dan melakukan penanaman pohon di lokasi hutan lindung S.Wain secara berkelanjutan.

15) Management pemerintahan Kota Balikpapan dalam pengelolaan lingkungan hidup menjadi percontohan dan lokasi sasaran study banding oleh beberapa kabupaten di Propinsi Kalimantan Timur antara lain: Kabupaten Tarakan, Kutai Kertanegara, Berau, Bulungan, Bontang, dan Propinsi Aceh.


Keistimewaan H.Imdaad Hamid,SE, Walikota Balikpapan yang patut diapresiasi antara lain:

1) Komitmen yang tinggi terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diwujudkannya dalam kebijakan, program dan kegiatan.

2) Dalam pelaksanaan program dan kegiatan di bidang lingkungan hidup selalu kesinambungan secara berkelanjutan dari satu kegiatan dengan kegiatan lainnya (sustainable) dengan dukungan alokasi anggaran yang selalu meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan.

3) Keberanian dan komitmen yang tinggi untuk menegakkan hukum bagi para pelaku pelanggaran di bidang lingkungan hidup.

4) Konsisten dan komitmen menunjukkan contoh dan ketauladanan bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

1) Mendapat dukungan dari stakeholders terkait termasuk LSM, masyarakat, dunia usaha dan TNI dalam menjaga kebersihan Kota Balikpapan, pelestarinan hutan lindung S. Wain, penanaman kawasan konservasi mangrove, menjaga kebersihan pantai dan laut, pembangunan Kebun Raya Balikpapan pusat eko wisata.

2) Kota Balikpapan menjadi tujuan tempat study banding management pengelolaan LH kota bagi kota-kota lain dan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan timur dan di luar Kalimantan Timur seperti Aceh, Yogya, Banjarmasin, dll.



Lebih dari 30 penghargaan tingkat nasional diterima pemerintah Kota Balikpapan selama kepemimpinan Walikota H. Imdad Hamid, SE antara lain :

1) Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah, Tahun 2001dari MENLH,

2) Wahana Tata Nugraha ke 8 Tahun 2001, ke 9 Tahun 2002, ke 10 Tahun 2003, ke 11 Tahun 2004, ke 12 Tahun 2005, Ke 13 Tahun 2006, ke 14 Tahun 2007 Bidang Tata tertib Lalulintas dan Angkutan Jalan dari Menteri Perhubungan.

3) Bangun Praja Lingkungan Terbaik I, Tahun 2003 dari MENLH

4) Adipura (Kategori Kota Besar), Tahun 2004, Adipura ke X Tahun 2005, Adipura XI Tahun 2006, Bidang kebersihan lingkungan dari Presiden RI

5) Tata Ruang, Bidang Kebersihan, Tahun 2005

6) Swasti Saba Tahun 2005 Bidang Kesehatan, dari Wakil Presiden RI

7) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Tahun 2006, Rumah Sakit Sayang Ibu dari Presiden.

8) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Tahun 2006, Kecamatan Balikpapan Selatan dari Presiden.

9) Status Lingkungan Hidup Daerah, Tahun 2007 dari MENLH

10) Adiwiyata (Penghargaan Sekolah Berwawasan Lingkungan) SMP-N. 1 BPP, Tahun 2007 dari MENLH

11) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Tahun 2008, Kelurahan Gunung Bagía dari Presiden.

12) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Tahun 2008, Unit Pelayanan Perembupan dan Anak Polresta Balikpapan, dari Presiden,

13) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Tahun 2008, Kecamatan Balikpapan Tengah dari Presiden,

14) Penganugerahan Ekonomi Award, Tahun 2006, dari Menteri Percepatan Pembangunan

15) Penghargaan ISO 9001 Versi 2000, Tahun 2008 oleh PT Societe Generale de Survellance dan Komete Akreditasi Nasional.

16) Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera Tahun 2008

17) Penanganan Kawasan Kumuh Terbaik II, Tahun 2008 dari Dep.PU

18) Piala Citra Pelayanan Prima (CPP), Unit Pelayanan Perembupan dan Anak Polresta Balikpapan, Tahun 2008 dari Presiden,

19) Karya Innovási Tata Ruang Tahun 2008 dari Menteri Pekerjaan Umum

20) Piagam Citra Pelayanan Prima (CPP) Tahun 2008 dari Presiden RI

21) Penghargaan ISO 9001 Versi 2000 (PT Societe Generale, De Surveillance dan Komite Akreditasi Nasional) Tahun 2008

22) Penghargaan ISO 9001 Versi 2001 diterima Puskesmas Klandasan Ilir Tahun 2008

23) Trophy Manggala Karya Bakti Husaba (MKBH) Tahun 2008 dari DEPKES RI

24) Raskin Award Tahun 2009 dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

25) Zakat Award Bidang Kelembagaan Terbaik Tahun 2009 daroi Departemen Agama.



Dengan demikian H. Imdad Hamid sebagai Walikota Balikpapan:

1. Pantas menerima penghargaan Kalpataru tahun 2009 dengan katagori Pembina Lingkungan

2. Pantas mendapat dukungan dan bantuan untuk melaksanakan niat baiknya membina pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.

Sumber :
http://www.menlh.go.id/kalpataru/kalpa2009/D-13-HAMID-BALIKPAPAN.htm

"Keajaiban Dunia" Di Teluk Balikpapan

Provinsi Kalimantan Timur selama ini dikenal karena mempunyai sejumlah kawasan konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati (bio-diversity) luar biasa.
Sebut saja, misalnya, Taman Nasional Kayan Mentarang yang menjadi taman nasional terluas di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare yang menyimpan keanekaragaman hayati untuk hutan tropis ekosistem dataran tinggi terlengkap di Pulau Borneo.
Kawasan itu melintasi dua wilayah administratif sekitar 60 persen wilayahnya di Kabupaten Malinau dan sisanya di Kabupaten Nunukan. Aktivitas penjarahan hutan dan penyelundupan kayu mengancam kawasan itu karena berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.

Kawasan ini tidak hanya menjadi penting bagi ekologis akan tetapi juga ilmu pengetahuan, khususnya bidang sejarah dan arkeologi karena sejumlah kawasan ditemukan situs manusia purba termasuk “lungun” batu atau peti mati bertangkup seperti perahu.

Di Kaltim juga terdapat kawasan konservasi Bukit Gajah Berau yang berdasarkan penelitian primatolog baru-baru ini menunjukan strategisnya kawasan itu, yakni menjadi habitat yang memiliki populasi Orangutan (Pongo pygmaeus) terbanyak ketimbang Taman Nasional Kutai (TNK).

Semua daerah di Kaltim (14 kabupaten dan kota) terdapat sejumlah kawasan konservasi yang memiliki keunikannya masing-masing. Namun, sayangnya rata-rata mengalami kerusakan sangat parah. Salah satu contoh adalah kasus yang menimpa TNK, padahal kawasan itu disebut-sebut sebagai “benteng terakhir hutan tropis basah dataran rendah di Kaltim.

Dari luas total TNK mencapai 198.000 Ha, ternyata luas yang tersisa akibat berbagai kasus antara lain bencana kebakaran hutan dan lahan, penjarahan hutan dan pembukaan lahan ilegal menyebabkan kawasan suaka alam yang ada sejak Kesultanan Kutai itu kini hanya 4.500 Ha.

Di tengah-tengah pasimistis terhadap upaya pelestarian alam di Kaltim, salah satu faktornya adalah kesan saling lempar tanggung jawab antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, seorang peneliti asing mengungkapkan keanekaragaman hayati luar biasa di Teluk Balikpapan.

Keunikan yang diungkapkan Stanislav Lhota, ilmuwan dari Departemen Zoologi, Universitas South Bohemia Republik Chechnya itu bak menyingkap tirai di depan mata bahwa ada kawasan konservasi yang dekat kawasan perkotaan namun seperti terlupakan. Kawasan Teluk Balikpapan terletak hanya beberapa kilometer dari pusat Kota Balikpapan, jadi tidak seperti rata-rata kawasan konservasi di daerah lain di Kaltim yang biasanya jauh dari pusat kota.

Stanislav Lhota mengungkapkan bahwa kelestarian alam pada perairan Teluk Balikpapan menjadi sangat strategis karena ternyata masih ditemukan Duyung (Dugon dugon), padahal ada anggapan masyarakat umum bahwa mamalia laut itu sudah punah di kawasan selatan Kaltim.

“Saat ini duyung di Teluk Balikpapan dalam kondisi terancam. Ancaman utama adalah hilangnya padang lamun yang merupakan pakan utama duyung. Padang Lamun menghilang karena sedimentasi dan polusi kimia,” kata menerangkan.

Ia memaparkan bahwa sebenarnya keberadaan satwa laut paling langka di Indonesia pada Teluk Balikpapan diketahui beberapa tahum silam oleh para ilmuwan. “Pada 1996 telah diusulkan bahwa dugong telah punah di Kalimantan. Tapi empat tahun kemudian, pada tahun 2000 ditemukan kembali oleh Yayasan RASI (Rare Aquatic Species Indonesia) di Teluk Balikpapan,” imbuh dia.

Ancaman utama bagi kelestarian Duyung, katanya menambahkan adalah padang lamun menghilang di Teluk Balikpapan diduga akibat terjadinya sedimentasi dan polusi kimia. Salah satu sumbernya adalah hadirnya perusahaan perkebunan sawit, PT. Agro Indomas di Kelurahan Pemaluan dan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Perusahan tersebut telah menanam sawit di sepanjang pesisir dan tepian sungai dan anak sungai, padahal sesuai peraturan di Indonesia tindakan perusahaan itu adalah ilegal untuk menanam sawit di zona penyangga di sepanjang pantai dan tepi sungai.


Pesut dan Bekantan

Kelestarian Teluk Balikpapan tersebut menjadi begitu penting di mata ilmuwan dari Republik Chehnya itu karena menyimpan “keajaiban dunia”, yakni bukan hanya terdapat Duyung namun juga ditemukan Pesut Mahakam dan menjadi kawasan penting bagi bekantan, yakni mewakiliki lima persen dari populasi primata langka tersebut di dunia.

Ada anggapan bahwa Pesut Mahakam selama ini hanya terdapat pada tiga belahan dunia, yakni Sungai Mahakam, Sungai Irawady dan Sungai Mekong. Satwa ini diketahui sebelumnya hidup pada ekosistem air tawar (sungai). Ternyata, Pesut Mahakam berhasil juga ditemukan di Teluk Balikpapan padahal dengan ekosistem air asin (laut). Satwa langka yang menjadi maskot Kaltim itu ternyata juga kemudian ditemukan di Sungai Malinau (Kaltim).

Populasi Pesut di Teluk Balikpapan sekitar 60-140 ekor. Muara Tempadung merupakan habitat yang sangat penting bagi pesut, sebagai daerah pencarian ikan dan migrasi.
Tidak jauh berbeda dengan nasib Duyung, Pesut Mahakam di Teluk Balikpapan terancam baik oleh nelayan, aktivitas kapal-kapal perusahaan, serta kegiatan pembangunan pelabuhan perusahaan batu bara dan pengeboran pipa perusahaan Migas. Pengeboran pipa Migas diperkirakan bisa menimbulkan kerusakan permanen pada telinga pesut. Padahal indra ini bermanfaat dalam menentukan lokasi mencari makanan.

“Pesut mencari dan menangkap ikan dengan cara echolocation (sonar) dan jika telinga mereka rusak mereka tidak dapat menemukan makanan. Kegiatan pengeboran pipa sangat berbahaya bagi pesut,” katanya.

Pada fase konstruksi dermaga seharusnya perusahaan wajib untuk menggunakan “bubble jaket” atau “bubble curtain” (tirai gelembung) dan program monitoring pesut selama konstruksi pelabuhan. Tirai gelembung berfungsi sebagai saringan suara dan secara signifikan mengurangi gangguan pesut serta ikan,” kata ilmuwan yang juga menggemari fotografi itu.

Selain itu, monitoring pesut di lokasi pemasangan dan pipa harus memastikan bahwa operasi pancang berhenti kapan saja ketika pesut muncul dalam radius 500 m. Perhatian juga diperlukan supaya tidak mengganggu Pesut selama waktu operasi perusahaan.

Ia menilai bahwa seharusnya Kapal harus tidak diizinkan untuk masuk atau meninggalkan dermaga selama waktu Pesut terantisipasi melewati Pulau Balang dan mencari ikan di Muara Tempadung.

Keberadaan Pesut Mahakam di pesisir selatan Kalimantan Timur itu sebenarnya bukan hanya yang baru karena sudah diketahui oleh peneliti dari Belanda serta anggota tim Proyek Pesisir beberapa tahun silam. Namun, pemerintah pusat maupun pemerintah selama ini agaknya kurang begitu perduli dengan upaya-upaya untuk pelestarian lingkungan di kawasan pesisir Balikapapan dan Panajam Paser Utara itu.
Stanislav Lhota menyarankan agar semua pemerintah daerah (Pemkot Balikpapan) konsisten dalam menjalankan berbagai program lingkungan sesuai peraturan di Indonesia.


Lima Persen Populasi

Kerusakan lingkungan baik pada perairan maupun daratan di Teluk Balikpapan ternyata akan membawa dampak luas bagi upaya menjaga keanekaragaman hayati di kawasan itu karena ternyata kawasan hutan mangrovenya menjadi habitat Bekantan (Nasalis larvatus) dengan populasi cukup banyak.

Hasil survei Stanislav Lhota sejak 2006 menemukan di Teluk Balikpapan terdapat populasi Bekantan mencapai 1.400 ekor.

Artinya, lengkap sudah “keajaiban dunia” di kawasan Teluk Balikpapan karena hadirnya 1.400 ekor Bekantan (sekitar 1.000 ekor di pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara dan 400 ekor di pesisir Balikpapan) mencerminkan populasi lima persen dari total satwa langka itu di berbagai belahan dunia.

Ia memaparkan bahwa di berbagai belahan dunia terdapat 25.000 populasi bekatan. Jika perkiraan ini benar, itu berarti bahwa bekantan di Teluk Balikpapan mewakili lima persen dari seluruh populasi di seluruh dunia. Kawasan lain yang menjadi habitat satwa ini umumnya di pesisir Pulau Borneo, antara lain Sabah dan Sarawak (Malaysia) dan Brunei Darussalam.

Ancaman hutan bagi primata langka itu adalah kian menyusutnya hutan bakau di Teluk Balikpapan, anatara lain dampak dari mega-proyek pembangunan Jembatan Pulau Balang. Kegiatan itu akan mengisolasi bakau pesisir dari Hutan Lindung Sungai Wain (Hutan Lindung Sungai Wain) yang menjadi habitat Bekantan.

Hadirnya sejumlah perusahaan sawit dan batu bara di kawasan itu menjadi salah satu faktor yang menjadi ancaman serius bagi Bekantan akibat pembukaan lahan mangrove baik untuk pembangunan pabrik, lahan usaha dan dermaga.

Direktur Ekskutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kaltim, Isal Wardhana menilai bahwa perlu sikap tegas pemerintah dalam upaya pelestarian Teluk Balikpapan yang menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa itu.

“Tidak ada alasan bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk saling lempar tanggung jawab dalam pelestarian kawasan itu dengan dalih ketidakjelasan masalah wewenang,” papar dia.

Ia menilai bahwa tidak ada alasan pemerintah untuk menggunakan dalih saling lempar tanggung jawab atas wewenang dalam pengelolaan lingkungan karena peraturan untuk sektor ekologis itu kini sudah lengkap, mulai dari UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP (Peraturan Pemerintah) No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 No. 132 dan Tambahan Lembaran Negara No. 3776).

“Kini sudah ada UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, masalahnya tinggal kemauan pemerintah untuk menerapkan bagi berbagai pihak atau kegiatan yang merusak lingkungan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah mungkin saja selama ini berdalih mengalami hambatan serius untuk mengamankan hutan dan kawasan konservasi dengan alasannya wilayahnya susah terjangkau karena berada di pedalaman dan perbatasan.

“Namun, kini tidak ada alasan lagi untuk segera menyelamatkan Teluk Balikpapan karena kenyataannya kawasan ini berada di depan mata,” ujar dia menambahkan.
Tampaknya, jika pemerintah tidak mampu mengatasi ancaman kerusakan lingkungan di Teluk Balikpapan yang menjadi habitat berbagai jenis satwa langka di dunia, khususnya Duyung, Pesut Mahakam dan Bekantan maka dalam beberapa tahun ke depan kawasan yang menyimpan “keajaiban dunia” itu tinggal menjadi kenangan. (Ant/x)


Sumber :
Iskandar Zulkarnaen
http://hariansib.com/?p=131240
20 Juli 2010

Yang Menyenangkan dari Balikpapan

BALIKPAPAN adalah kota kaya yang santun. Jalan-jalannya bersih dari sampah. Para pengendaranya mengemudi dengan santai dan rapi. Pada malam hari, kilang-kilang minyak yang berjejer, anjungan minyak yang bercahaya, dan lanskap kota menjadi pemandangan yang unik.

Balikpapan yang hangat, begitu gumam saya begitu menginjakkan kaki di kota yang terletak di Kalimantan Timur itu. Saat saya sampai di Bandara Internasional Sepinggan, waktu setempat menunjukkan pukul 09.30 Wita, satu jam lebih cepat dari waktu Jakarta. Namun, hangatnya Balikpapan langsung sirna begitu saya keluar dari bandara. Cuaca panas langsung menyengat.

”Di sini panasnya kering, karena dekat pelabuhan,” ujar Rosa Aryanti, Director of Sales hotel Novotel Balikpapan, hotel tempat saya menginap selama di Balikpapan. Balikpapan memang terletak di pesisir timur Kalimantan, berbatasan langsung dengan Selat Makassar, jadi wajar jika kota ini berhawa panas.

Namun berbeda dengan Jakarta yang hawa panasnya diperparah dengan banyaknya polusi, Balikpapan masih menawarkan oksigen yang cenderung sehat. Sepanjang perjalanan menuju hotel, tak banyak kendaraan yang berseliweran.

Tak ada asap mengepul dari knalpot kendaraan. Tak heran jika kota ini sudah 14 kali mendapatkan piala Adipura, dan tengah bersiap untuk kompetisi Adipura tingkat ASEAN. Melihat jalan-jalan di Balikpapan, sekilas saya teringat Singapura yang bersih dan teratur. Keteraturan ini pula yang membuat jarak bandara-hotel sejauh 7 km hanya ditempuh dalam waktu 15 menit.

Balikpapan memang bisa dibilang sebagai kota paling maju di Kalimantan, terutama di Kalimantan Timur. Kekayaan minyak yang dikandung di tanah Balikpapan sedikit banyak berkontribusi terhadap kemajuan, keteraturan, dan kesejahteraan penduduknya. Tak heran jika di kota-kota lain penduduknya sibuk bermigrasi ke Jakarta, kota berjuluk Kota Minyak ini justru dibanjiri para pendatang dari berbagai provinsi dan etnis di Indonesia.

Mayoritas penduduk dan pendatang ini tentu saja bekerja di industri minyak dan gas, selain juga perdagangan dan jasa. Tak heran juga jika banyak orang Jakarta yang melakukan kegiatan business and leasure di sini, termasuk rombongan yang saya ikuti, yaitu rombongan dari beberapa perusahaan pertambangan minyak yang berkunjung atas sponsor dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia dan perusahaan jasa pariwisata Accor Hotels.

Karena banyaknya pendatang pula, keragaman begitu kentara di Balikpapan. Di Hotel Novotel, karyawannya punya garis wajah, dari etnis Jawa hingga kawasan timur Indonesia. Tamu-tamu yang berkunjung bahkan banyak dari Eropa, membawa serta keluarga dan anak-anak mereka. Tiap akhir pekan anak-anak bisa bermain di kids corner, dan mereka pun bisa merasa seolah berada di rumah, hanya kali ini dengan banyak teman.

Pulau Orangutan, Kilang Minyak, dan Kebun Sayur

Selain kebersihan, keragaman, dan keteraturan, apa lagi yang bisa menjadi daya tarik Balikpapan? Pertama, karena Kalimantan dikenal dengan hutannya yang masih tergolong banyak, maka tempat ini cocok menjadi tempat penangkaran orangutan, hewan langka yang nyaris musnah. Jika tertarik melihat bagaimana indahnya hutan Kalimantan dilihat dari atas menara sekaligus menyaksikan bagaimana orangutan hidup bebas di hutan, bisa datang ke BOS (Borneo Orangutan Survival) Foundation.

BOS adalah tempat orangutan hasil sitaan dirawat dan dilatih. Lokasinya ada di daerah Samboja, sekitar dua jam dari Kota Balikpapan. Di tempat ini orangutan yang jumlahnya 223 ekor dilatih untuk bisa bertahan hidup di alam bebas.

Kebanyakan orangutan tersebut memang terlanjur bergantung pada manusia, karena dulunya dipelihara oleh di rumah-rumah. Oleh para pengajar, orangutan diajari cara memanjat pohon, mencari makan, dan menghindari diri dari jebakan. Jika mereka sudah ”lulus ujian”, mereka akan dilepas ke alam bebas. Tapi jika tidak, mereka tetap akan dirawat di BOS hingga mati. (laporan herita endriana)
(Koran SI/Koran SI/tty)


Sumber :
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/05/22/25/335307/25/yang-menyenangkan-dari-balikpapan
22 Mei 2010

Wisata Balikpapan

Penangkaran Buaya
Penangkaran Buaya ini terletak di Kelurahan Teritip dengan luas areal 5 ha. Jumlah buaya yang ada di penangkaran iniberjumlah ± 3.000 ekor yang terdiri dari tiga macam jenis, yaitu Buaya Muara, Buaya Supit dan Buaya Air Tawar.Tempat ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat, juga dengan kendaraan umum yaitu angkutan kota No. 7 dengan jarak ± 27 km dari pusat kota Balikpapan.

Meriam Peninggalan Jepang
Meriam peninggalan Tentara Jepang ini berada di kawasan Asrama Bukit, Kelurahan kampung Baru Ilir (sidodadi) dengan jarak ± 8 km dari pusat kota. Meriam ini menggambarkan bahwa balikpapan pada saat Perang Dunia II merupakan tempat yang startegis untuk pertahanan. tempat ini memiliki areal seluas 2.500 m2. Dari tempat ini dapat dilihat pemandangan kota Balikpapan, Kilnag Minyak dan teluk Balikpapan. Lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan angkutan kota No. 5 dan No. 6.


Kilang Minyak Balikpapan
Kilang minyak Balikpapan terletak di tepi Teluk Balikpapan, meliputi areal seluas 2.5 km2 . Kilang ini terdiri dari unit Kilang Balikpapan 1 dan unit Kilang Balikpapan II. Kilang Balikpapan 1 dibangun sejak tahun 1922 dan dibangun kembali pada tahun 1948 dan mulai beroperasi tahun 1950. Sedangkan Kilang Balikpapan II dibangun tahun 1980 dan resmi beroperasi 1 Nopember 1983. Tugas Kilang Balikpapan mengolah minyak mentah menjadi produk-produk yang siap dipasarkan, yaitu BBM dan Non BBM. yang memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya kawasan Timur Indonesia. Lokasi kilang terletak di Jl. Minyak yang berhadapan langsung dengan teluk Balikpapan.


Monumen Perjuangan Rakyat
Monumen ini terletak di pusat kota tepatnya di Jl. Jenderal Sudirman persis didepan kantor Markas KODAM VI Tanjung Pura. Monumen ini menggambarkan perjuangan dan keberanian rakyat Indonesia dalam melawan bangsa penjajah.

Wanawisata KM 10
Taman ini terletak di Km. 10 Jl. Soekarno Hatta ± 15 menit naik kendaraan dari pusat kota Balikpapan. Tempat ini adalahtaman Arboretum yang dibangun oleh PT. Inhutani I Unit Balikpapan. Di dalam taman ini ditanam berbagai jenis pohon dan buah-buahan langka, juga terdapat penangkaran Rusa Sambar (Servus Unicolor) dan trek-trek (jalur) untuk berolahraga joging serta areal camping di alam terbuka dengan lingkungan yang asri. Taman wisata ini dibuka setiap hari dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat, juga tersedia angkutan kota trayek nomor 8 dengan tarif Rp. 1.200,-

Taman Bakapai
Taman ini terletak di Jl. Jend. Sudirman di depan kantor PLN. Di tengah taman terdapat sebuah patung / monumen yang terbuat dari bahan stainles steel yang menggambarkan keluarnya semburan minyak dari perut bumi. Dari dalam patung tersebut air mancur yang pada malam hari didukung oleh pencahayaan yang sangat indah. Lokasi sangat cocok untuk bersantai bersama keluarga.


Hutan Lindung Sungai Wain
Hutang Lindung Sungai Wain merupakan salah satu hutan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai Hutan Lindung dengan luas areal 10.025 ha. Sungai Wain sepanjang 18.300 m dengan airnya yang jernih, di kiri kanannya terdapat deretan hutan bakau. Habitat binatang yang terdapat di Hutan Lindung Sungai Wain mulai dari ikan, kepiting, burung, kera, orang utan dan lain sebagainya. Pemanfaatan sungai ini juga sebagai sumber air bersih bagi Perumahan Pertamina dan Kilang Minyak yang ada di Kota Balikpapan.


Tugu Australia
Tugu yang terletak di Jl. Jend. Sudirman yang berdekatan dengan pantai Strand Banua Patra ini memiliki luas areal 725 m2 adalah sebuah tugu peringatan sebagai tanda kehormatan bagi Tentara Australia (pasukan Divisi VII Australia) yang gugur melawan Tentara Jepang. Tempat ini mudah dicapai dengan semua jenis kendaraan ataupun angkutan kota dengan nomor trayek 6 dan 3.
Pantai Manggar


Pantai Manggar Segarasari
Pantai dengan luas 13.000 m2 dengan air laut yang jernih, riak gelombang yang kecil serta pasir yang putih, merupakan tempat yang nyaman bagi mereka yang ingin bermain, berlayar maupun volley pantai. Tempat ini dibuka untuk umum mulai pukul 06.00 - 18.00, dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum nomor 7. Lokasi pantai ini berada di Kelurahan Manggar dan Teritip dengan jarak 9 km dari Bandara Sepinggan atau 22 km dari pusat kota Balikpapan.

Pantai Melawai
Pantai yang teletak di Jl. Jend. Sudirman dekat dengan Pulau Tukung, tempat dimana para pedagang menjual berbagai macam masakan - minuman yang nikmat dengan harga yang relatif murah. Pengunjung dapat duduk bersantai, bersantap diatas tikar sambil menikmati deburan ombak dan melihat kapal-kapal yang berlayar, lego jangkar maupun yang sedang menurunkan muatan di pelabuhan laut Semayang. Lokasi ini buka mulai pukul 17.00 - 20.30.

Taman Agro Wisata
Taman ini diresmikan pada tanggal 17 Desember 1997 oleh mantan Wakil Presiden RI Tri Sutrisno. Dengan areal seluas 100ha, terletak di Jl. Soekarno Hatta Km. 23. Di dalam taman ini pengunjung dapat menikmati jenis-jenis tanaman tropis. Disamping itu juga terdapat peristirahatan atau piknik dengan fasilitas antara lain : Rumah Panjang (Lamin) yang terbuka untuk berteduh dengan ornamen Dayak, tempat berkemah dengan pemandangan yang alami serta Play Ground. Tempat ini dibuka untuk umum setiap hari dan dapat dikunjungi dengan menggunakan kendaraan roda dua mapun roda empat, juga terdapat angkutan kota trayek No. 8 dengan tarif Rp. 2.500,-

Tugu Peringatan Jepang
Terletak di Kelurahan Lamaru ± 26 km dari pusat kota. Tugu ini dikelilingi oleh hutan dan perkebunan yang indah. Monumen yang terbuat dari batu dengan tulisan Kanki. Didirikan sebagai tanda penghormatan kepada Tentara Jepang yang gugur dalam perang Dunia II. Wisatawan Jepang secara rutin mengunjungi tempat ini pada saat-saat tertentu untuk melakukan penghormatan dengan ritual keagamaan.


Sumber :
http://www.kutaikartanegara.com/wisata/balikpapan.html

Balikpapan Tempo Doeloe

Balikpapan City